TANYA JAWAB KATA
HATI ANAK LUARBIASA
Karya: Habanus (Dr. H.
Ahmad Basri Nur Sikumbang, Drs., M.Pd)
Tunanetra bertanya dan menjawab:
“Benarkah dunia ini gelap
gulita?”
“Dunia ini memang kelam”,
Kata mata lahiriyah.
“Namun tidak legam”,
Kata mata batiniyah.
“Adakah secerca cahaya yang
berarti bagi kami yang tunanetra?”
Kata hati kami menyatakan “ada!”
Secercah cahaya yang dimaksud
adalah “pendidikan”.
Tunarungu-wicara bertanya dan
menjawab:
“Benarkah dunia ini sunyi
senyap?”
“Dunia ini memang hening,”
Kata telinga fisik.
“Namun tidak sepi mati,”
Kata telinga hati batin.
“Adakah sedenting nada yang
berarti bagi kami tunarungu-wicara””
Kata hati kami menyatakan “ada!”
Sedenting nada yang dimaksud
adalah “pendidikan”.
Tuna mental-grahita bertanya dan
menjawab:
“Benarkah dunia ini centang
perenang?”
“Duni ini memang berantakan,”
Kata keterbatasan pemikiran.
“Namun bukan berarti tidak
berirama,”
Kata keterbatasan rasa.
“Adakah sekelumit pedoman yang
berarti bagi kami tuna mental-grahita?”
Keterbatasan rasa-pikir kami
menyatakan “ada!”
Sekelumit pedoman yang dimaksud
adalah “pendidikan”.?”
“Dunia ini memang banyak
penghalang,”
Tunadaksa bertanya dan menjawab:
“Benarkah dunia ini bergelombang
rintang melintang?”
“Dunia ini memang banyak
penghalang,”
Kata penglihatan kami yang
menerawang.
“Namun bukan berarti tidak dapat
ditumpang,”
Kata penglihatan kami yang
bernalar pikiran.
“Adakah sepeluang sarana
pengembang yang berarti bagi kami tunadaksa?”
Nalar pemikiran kami menyatakan
“ada!”
Sepeluang sarana yang dimaksud
adalah “pendidikan”.
Tunalaras bertanya dan menjawab:
“Benarkah dunia ini kejam dan
tidak beradab?”
“Dunia ini memang seram,”
Kata keterbatasan perasaan.
“Namun bukan berarti tidak
bermoral,”
Kata keterbatasan pemikiran.
“Adakah seberkas sinar berarti
yang mampu menerangi hati kami tunalaras?”
Kata hati kami menyatakan “ada.”
Seberkas sinar itu adalah
“pendidikan”.
Giftid, jenius, talenta, bakat
dan cerdas istimewa bertanya dan menjawab:
“Benarkah dunia ini abnormal?”
“Dunia ini memerlukan sdm yang
berbakat cerdas istimewa,”
Kata politisi dan pemimpin
masyarakat.
“Namun hal itu memerlukan
proses,”
Kata tokoh pendidikan.
“Adakah sarana berarti yang mampu
memroses anak berbakat cerdas istimewa itu menjadi cepat bermanfaat?”
Kata hati kami menyatakan “ada.”
Sarana yang dimaksud adalah
“pendidikan.”
Tunaganda bertanya dan menjawab:
“Sempurnakah dunia ini
diciptakan?”
“Tidak ada yang sempurna di dunia
ini,”
Kata Tuhan yang Maha Sempurna.
“Tiada yang diciptakan sia-sia
kecuali mengandung hikmah,”
Kata hati kami tunaganda.
“Adakah setitik hikmah yang mampu
menjadikan kami sedikit berarti?”
Kata hati kami menyatakan “ada.”
“Setitik hikmah itu kami peroleh
dari “pendidikan.”
Anak autist bertanya dan
menjawab:
“Benarkah dunia ini
membingungkan?”
“Dunia ini memang linglung,”
Kata anak autist yang belum
tertuntun.
“Adakah seperangkat metode yang
mampu mengatasi kami yang sedang kebingungan?”
Kata hati kami menyatakan “ada.”
Seperangkat metoda yang dimaksud
adalah “pendidikan.”
Anak korban narkoba bertanya dan
menjawab:
“Benarkah dunia ini bahagia dalam
lamunan?”
“Ternyata dunia hayal hanya
menggoda bahagia sesaat yang menyesatkan.
“Adakah cara yang dapat
mengembalikan kami korban narkoba sadar akan kenyataan dunia?”
Kata hati kami menyatakan “ada.”
Tiada lain caranya adalah melalui
“pendidikan.”
Anak indigo bertanya dan
menjawab:
“Benarkah dunia ini dapat
terbukti berdasarkan ramalan?”
“Dunia ini dapat terbukti
diperkirakan berdasarkan perhitungan yang akurat.”
“Adakah teknik yang mampu membuat
anak indigo berkemampuan memperhitungkan suatu kejadian secara akurat?”
Kata hati kami menyatakan “ada.”
Teknik yang diperlukan untuk itu
adalah “pendidikan.”
Anak jalanan dan korban bencana
alam bertanya dan menjawab:
“Benarkah dunia ini hanya milik
yang empunya?”
“Semua berpeluang memiliki dunia
ini”,
Kata Tuhan yang Maha Pemurah dan
Maha Penyayang.
“Adakah jalan yang dapat kami
tempuh untuk dapat menikmati dunia ini selayaknya?”
Kata hati kami menyatakan “ada.”
Jalan yang dimaksud adalah
“pendidikan”.
Kami yang berkelainan bertanya
dan menjawab:
“Semestinyakah kami yang
berkelainan ini harus termarjinalkan di dunia kini?”
“Dunia kini harus menghargai hak
azazi manusia tanpa beda,”
Kata para tokoh dunia.
“Adakah upaya simpatik yang
membuat anak berkelainan terinklusikan di masyarakat?”
Kata hati kami menyatkan “ada”.
Upaya simpatik dimaksud adalah
“pendidikan untuk semua (education for all)”
Suara kata hati anak luarbiasa
Pedulikan kami dengan pendidikan!
Manusiakan kami dengan
pendidikan!
Berdayakan kami dengan pendidikan!
Sejahterakan kami dengan
pendidikan!
Martabatkan kami dengan
pendidikan!
Posisikan kami melalui
pendidikan!
Bekali kami untuk berkreatifitas
dengan pendidikan!
Pendidikanlah awal segala-galanya
bagi kebangkitan kami yang ditakdirkan keluar dari kebiasaan ini.
Kepada Allah Taala kami berdoa
untuk yang peduli pendidikan luarbiasa:
Ya Allah yang Tuhan kami yang
Maha Bijaksana!
Perbanyaklah orang yang
terpanggil peduli kepada pendidikan luarbiasa.
Beri kemampuan mereka menemukan
metode yang tepat dalam memberikan pendidikan kepada anak-anak luarbiasa.
Beri meeka kepuasan dalam
mendidik luarbiasa.
Jadikan mereka iklas dalam
mendidik anak-anak luarbiasa.
Berhasilkan mereka dalam mendidik
anak-anak luarbiasa.
Mudahkan mereka dalam mengurus
kami anak-anak luarbiasa.
Jadikan kerja mereka dalam
mengurus anak-anak luarbiasa sebagai amal soleh yang sangat berharga di sisi
Engkau!
Lipatgandakan pahala mereka dalam
mengurus anak-anak luarbiasa!
Ya Allah ya Tuhan kami yang Maha
berkehendak.
Jadikan pendidikan mampu menutupi
kekurangan kami.
Jadikan pendidikan mampu
memperbaiki kekurangan kami.
Jadikan pendidikan mampu
memanusiakan kami.
Jadikan pendidikan mampu
memberdayaan kami.
Jadikan pendidikan mampu
menyejahterakan kami.
Jadikan pendidikan mampu
memartabatkan kami.
Jadikan pendidikan mampu
memposisikan kami.
Jadikan pendidikan mampju membuat
kami berkarya berarti.
Jadikan pendidikan yang membuat
kami beruntung dan tidak merugi.
Berartikan hidup kami dari duni
kini hingga ke akhirat nanti,
Amin...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar