Minggu, 13 Maret 2011

SUARA HATI NURANI KAUM PENYANDANG CACAT DI SELURUH PERSADA NUSANTARA


SUARA HATI NURANI KAUM PENYANDANG CACAT
DI SELURUH PERSADA NUSANTARA
Puisi pesan dan doa untuk para pemimpin bangsa, para penguasa Negara serta masyarakat dan bangsa Indonesia
Karya : Rasikin – Habanus


Untung tak dapat diraih paksa ;
Malang tak dapat ditolak mutlak ;
Di antara kami kaum penyandang cacat ;
Indra yang dimiliki tak lagi berfungsi ;
Anggota tubuh ada yang tidak lagi memiliki ;
Keadaan tubuh menjadi lemah tak berdaya
Ada yang tak mampu bicara meskipun sepatah kata
Ada yang tak mampu mendengar meskipun sedenting nada
Ada yang lemah bahkan hilang ingatan yang tak disengajanya
Sehingga kami terpaksa bersikap tak wajar yang tidak semestinya.

Belnggu kecacatan menerpa kami dan tak mungkin hal itu berakhir pasti
Kami sadari dengan penuh ketabahan dan kerelaan hati
Karena semua itu takdir Ilahi.

Caci, cemooh, ejekan, dan tawaan acap kami terima bertubi-tubi
Mereka tak mau tahu dan mereka tak ambil peduli
Mereka tertawa riang dan kami merintih pedih
Mereka bersuka-cita riang gembira
Kami hidup dalam kesulitan dan kesusahan serta duka nestapa.

Halangan, hambatan, dan rintangan senantiasa dating menghujam
Kemudahan, kesamaan kesempatan, dan keadilan seakan hanya bayangan
Ketidakpastian senantiasa membayang dan mencekam
Fatamorgana kehidupan seakan menghantui kami di sepanjang masa yang tak kunjung dating.

Ah, tak perlu kami peduli semua itu
Biarkan anjing menggongong, namun kafilah tetap berlalu
Rawe-rawe rantas malang-malang putung
Kami tetapkan hati untuk berjuang
Kami satukan derap langkah perjuangan
Kami kerahkan segala daya dan kemampuan
Kami pacu hasrat dan semangat perjuangan
Untuk mencapai keserasian, kesetaraan, dan kesejahteraan.

Tidaklah mereka tahu dan mereka semestinya mengerti
Kecacatan bukanlah penghalang besar untuk mencapai reputasi dan prestasi
Kecacatan bukanlah rintang perintang untuk berinspirasi
Adalah penting mempertahankan harga diri dalam era reformasi menyongsong era globalisasi.


Seharusnya mereka menyadari dan semestinya mereka peduli
Kecacatan tidaklah berarti hilangnya potensi
Kecacatan tidaklah berarti hapusnya harga diri

Kami masih memiliki cita, cipta, dan karsa
Kami masih mampu untuk mengabdi, berbakti, dan berkarya
Bagi kepentingan nusa, bangsa, dan agama.

Undang-undang penyandang cacat telah terwujud diundangkan
Era reformasi tengah dihadapi berjalan
Gelar aspirasi sedang bergejolak diperjuangkan
Haruskah kami berpangku tangan ?
Mestikah kami diam terkubur dalam kungkungan kecacatan ?
Tidak …., tidak …., sama sekali tidak
Kami pun perlu bangkit berdiri
Menegakkan aspirasi dalam tatanan reformasi
Untuk meraih kesamaan kesempatan, kesetaraan, dan kesejahteraan
Dan kepastian dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan di Republik tercinta ini.

Wahai para pemimpin bangsa yang negarawan
Berikanlah kepada kami kesamaan kesempatan, kesetaraan, dan kesejahteraan
Serta kepastian yang mapan
Perhitungkanlah peran dan partisipasi kami yang sesuai dengan kemampuan
Pertimbangkanlah hasrat, kehendak, dan aspirasi kami dengan penuh kearifan
Untuk terwujudnya tatanan kehidupan dan penghidupan penyandang cacat yang makmur, damai dan sejahtera di bawah panji-panji kebijakan yang adil merata dan aman.

Wahai para penguasa Negara yang terharap bijaksana
Tegakkan reformasi dengan jujur, adil dan bijak
Ciptakanlah tatanan pemerintahan yang arif, adil, bijak, bersih, dan berwibawa
Hapuslan inefisiensi, kolusi, korupsi, dan nepotisme yang merusak
Demi terwujudnya masyarakat dan bangsa Indonesia yang adil makmur “lahir-batin”
Berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.

Wahai kaum penyandang cacat di seluruh persada nusantara
Kalian pun putra putrid bangsa dan patriot-patriot bumi pertiwi yang punya hak dan kewajiban sama
Satukanlah derap langkah dan cita-cita perjuangan penyandang cacat yang seirama
Marakkan dan tampilkanlah aspirasi penyandang cacat dalam semangat kekompakkan, kerukunan, kebersamaan, kesatuan, dan persatuan yang senada
Hindarilah isu-isu yang akan membawa ke dalam jurang kesengsaraan
Dan kesesatan yang nyata
Tabahkan hati dan tegarkan jiwa dan mantapkan semangat juang yang membaja
Dalam turut menegakkan era reformasi serta dalam upaya mewujudkan tatanan kehidupan dan penghidupan kaum penyandang cacat yang sejahtera, aman, damai, dan sentosa.

Tetapkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang MAha Esa
Kuris-kursi roda pantang menyerah
Tongkat-tongkat putih takkan pernah berpaling arah
Tangan-tangan dan kaki-kaki palsu tak sudi untuk berkelit lidah
Alat-alat dengar tetap bertandang ramah
Satukan tekad, satukan bahasa, satukan cita, satukan karsa
Di bawah panji-panji kebersamaaan, kesatuan, dan persatuan
“Dirgahayu kaum penyandang cacat Indonesia”

Doa kami kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Serta Maha Kaya dan Maha Kuasa
Kami berlindung kepadaMu dari kelemahan semangat dan kemalasan kerja serta usaha
Kami berlindung kepadaMu dari kebodohan ilmu dan keserakahan harta benda
Kami berlindung kepadaMu dari belitan hutang dan tindasan kedzaliman
Kami berlindung kepadaMu dari tindakan yang merugikan dan perbuatan yang tidak menguntungkan dunia dan akhirat dengan kemudahan fasilitas yang kami perlukan
Amin, kabulkanlah doa kami Ya Rahman Ya Rahim


Bandung, Jakarta 1999
Penulis


Rasikin / Habanus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar